Selasa, 04 Oktober 2016

Man Bana Masjidan Fid Dunya Banallahu Lahu Baitan Fil Jannah

MEMBANGUN SARANA IBADAH
(fisik dibangun untuk membangun akhlak)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala Puji hanya bagi Allah SWT, yang senantiasa memberikan berjuta kenikmatan kepada semua hamba-Nya,
Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada jujungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. beserta keluarga sahabat dan seluruh umatnya. Amiin.
Membangun Masjid/Musholla, memakmurkan dan menyediakan untuk orang-orang shalat termasuk amal yang  utama. Allah akan memberikan kepadanya pahala nan agung. Ia termasuk shadaqah jariyah yang pahalanya berlanjut hingga seseorang telah meninggal dunia.
Allah berfirman:
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid/musholla Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18)
Nabi  Muhammad sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang membangun masjid, maka Allah akan bangunkan baginya semisalnya di surga.” (HR. Bukhari, 450 dan Muslim, 533 dari Hadits Utsman radhiallahu’anhu)
Diriwayatkan Ibnu Majah, 738 dari Jabir bin Abdullah radhiallahu’anhuma sesungguhnya Rasulullah
Barang siapa membangun masjid karena Allah sebesar sarang burung atau lebih kecil. Maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga.” (Dishahihkan oleh Al-Albany)
Al-Qutho adalah jenis burung yang sudah dikenal. ‘Mafhasu al-qutho adalah sarang untuk bertelur di dalamnya. Dikhususkan burung semprit (kecil bentuknya) dengan (penyerupaan) ini karena ia tidak bertelur di pohon juga tidak di puncak gunung, akan tetapi ia membuat di dataran tanah, berbeda dengan burung-burung lainya. Oleh karena itu diserupakan dengan masjid/musholla, silahkan melihat kehidupan burung karangan Ad-Dumairy.
Ahli ilmu mengatakan, hal ini sebutkan untuk mubalaghoh (ukuran terkecil), maksudnya meskipun masjid/musholla sampai ukuran sekecil ini. Dan barangsiapa yang ikut serta dalam pembangunan masjid/musholla, maka dia akan mendapatkan pahala sesuai dengan keikut sertaannya, dan dia mendapatkan pahala lain yaitu membantu orang lain dalam kebaikan dan ketaqwaan.
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya: “Dua orang atau tiga orang atau lebih, bekerja sama dalam membangun masjid/musholla. Apakah masing-masing diantara mereka dicatat pahala membangun masjid/musholla atau kurang dari (membangun Masjid/musholla) itu?” Beliau menjawab: “Apakah anda telah membaca surat “idza zulzilat’ Apa yang Allah firmankan di akhir ayat?”.
Penanya: “Faman ya’mal mitsqala dzarrotin khairan yarah” (Dan barangsiapa yang melakukan (kebaikan) sebesar dzarrah (biji sawi), maka dia akan melihatnya). (QS. Az-Zalzalah: 7)
Syekh: “Faman ya’mal .. Al-Ayat  (Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah sekalipun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah sekalipun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Masing-masing akan mendapatkan pahala apa yang dikerjakan. Bahkan dia mendapatkan pahala kedua dari sisi lain, yaitu bekerja sama terhadap kebaikan. Karena jika mereka tidak bekerjasama,  masing-masing hanya dapat melakukan sedikit, maka tidak akan berdiri bangunan. Maka kami katakan, dia mendapatkan pahala pekerjaannya dan mendapatkan pahala membantu dan melengkapi. Contoh hal seperti itu, seseorang meng infaq kan seratus shadaqah, dia akan mendapatkan pahalanya. Jika dia meng infaq kan seratus untuk membangun masjid/musholla, maka infak tersebut memberikan manfaat dari dua sisi; Pertama pahala perbuatan, yaitu pahala dari uang tersebut. Kedua, (pahala) membantu sampai menjadi Masjid/Musholla. Akan tetapi kalau ada menyumbangkan untuk masjid/musholla dua puluh ribu, dan yang lain  (menyumbang) dua puluh, maka kita tidak mungkin mengatakan mereka sama (pahalanya) dan masing-masing sama mendapatkan pahala membangun secara sempurna. Hal ini tidak mungkin.
Wahai saudaraku! Pahala sesuai dengan amalan. Kami katakan: “(Orang) ini mendapatkan pahala amalan sesuai dengan apa yang di infaq kan dan mendapatkan pahala saling membantu untuk mendirikan Masjid/Musholla. (Liqa Al-bab Al-Maftuh, 21/230).
Para ulama yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta ditanya: ”Kalau seseorang menyumbangkan sejumlah uang untuk dirinya dan keluarganya untuk membangun Masjid/Musholla bersama sekelompok orang, apakah hal itu termasuk shodaqah jariyah bagi setiap masing-masing?
Mereka menjawab: ”Shadaqah harta atau ikut serta dalam membangun masjid/musholla termasuk shadaqah jariyah bagi orang yang bershadaqah atau untuk orang yang dia niatkan, jika niatnya baik dan sumber hartanya dari penghasilan yang baik.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 6/237)
Jika saudara anda ikut serta menyumbangkan tanah atau membangun masjid/musholla, maka semuanya mendapat pahala dan balasan. Pertanyaan ini bercabang dengan pertanyaan lainnya, yaitu mana yang lebih utama membangun masjid/musholla kecil atau ikut serta dalam (membangun) masjid/musholla besar?
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah mempunyai fatwa seputar ini, kami sertakan disini untuk mendapatkan faedah.
Beliau rahimahullah ditanya: ”Kalau sekiranya sebagian orang berkeinginan untuk membangun masjid dengan sejumlah uang. Manakah yang lebih utama, apakah ikut serta bersama orang lain dalam membangun masjid besar, sehingga nantinya tidak perlu lagi direnovasi atau diperluas apabila penduduknya semakin bertambah. Atau membangun Masjid kecil tanpa mengikut sertakan  seorangpun juga?
Beliau menjawab:
Yang terbaik adalah yang pertama, karena jika bangunannya kecil, terkadang di sekitarnya penduduk yang asalnya sedikit, kemudian bertambah, akhirnya bangunannya diruntuh dan dibangun kedua kali. Akan tetapi jika penduduk di sekitar masjid kecil lebih mendesak kebutuhannya dibandingkan dengan penduduk di sekitar masjid besar, maka mereka lebih utama dipenuhi kebutuhannya. Akan tetapi kalau kondisinya sama, keikut sertaan dalam membangun Masjid besar lebih utama, karena (hal itu) lebih terjamin.
Maka, masalah perlu dirinci, apabila penduduk di sekitar masjid kecil sangat membutuhkan Masjid itu dihancurkan, lalu dibangun lagi, maka hal itu lebih utama dibandingkan berpartisipasi membangun masjid besar. Akan tetapi, jika mereka tidak terlalu membutuhkan atau kebutuhannya sama-sama mendesak, maka partisipasi dalam membangun masjid besar lebih utama.” (Al-Liqa As-Syahri, 24/18)
Sebagian ulama berpendapat bahwa hadits ‘Mafhasu qutha’ dipahami secara zahir (tekstual). Maka maksudnya adalah kalau ada sekelompok orang ikut serta dalam membangun Masjid/musholla, dan masing-masing mereka ambil bagian (sebesar) sarang burung semprit. Maka Allah SWT akan bangunkan rumah baginya di surga. Dan keutamaan Allah Ta’ala itu luas.
Silahkan lihat kitab ‘Fathul Bari’ penjelasan hadits no. 450.
Sabda Rasullulah SAW:
Man Bana Masjidan Fid Dunya Banallahu Lahu Baitan Fil Jannah
"Barang siapa yang membangun Masjid di dunia, maka Allah akan membangunkan istana di syurga untuknya".
Hadist ini merupakan sebagai motivasi umat Islam dalam membangun sarana ibadah dimanapun berada, membangun fisik membangun mental akhlak, demi untuk kokohnya Iman & Taqwa kita kepada Allah SWT.
Wallallahu a’lam bishawab.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Sumber: media ta’lim dan kajian agama Islam
Catatan: sekiranya belum tepat dalam penulisan diatas, mohon untuk koreksi dan ditambahkan.

https://grahaprimartduabelas.blogspot.com/2014/05/proposal.html
http://tulisanpenting12.blogspot.com/2022/06/pertemuan-anggota-papurgra-2022.html
https://bangunjiwamu12.blogspot.com/