MEMBANGUN SARANA IBADAH
(fisik
dibangun untuk membangun akhlak)
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala Puji hanya bagi Allah SWT, yang senantiasa
memberikan berjuta kenikmatan kepada semua hamba-Nya,
Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada jujungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW. beserta keluarga sahabat dan seluruh umatnya. Amiin.
Membangun Masjid/Musholla,
memakmurkan dan menyediakan untuk orang-orang shalat termasuk amal yang
utama. Allah akan memberikan kepadanya pahala nan agung. Ia termasuk shadaqah
jariyah yang pahalanya berlanjut hingga seseorang telah meninggal dunia.
Allah berfirman:
“Hanya
yang memakmurkan masjid-masjid/musholla Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah
orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18)
Nabi Muhammad sallallahu’alaihi
wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang membangun masjid, maka
Allah akan bangunkan baginya semisalnya di surga.” (HR. Bukhari, 450
dan Muslim, 533 dari Hadits Utsman radhiallahu’anhu)
Diriwayatkan Ibnu Majah, 738 dari
Jabir bin Abdullah radhiallahu’anhuma sesungguhnya Rasulullah
“Barang siapa membangun masjid karena Allah
sebesar sarang burung atau lebih kecil. Maka Allah akan bangunkan baginya rumah
di surga.” (Dishahihkan oleh Al-Albany)
Al-Qutho adalah jenis burung
yang sudah dikenal. ‘Mafhasu al-qutho adalah sarang untuk bertelur di dalamnya. Dikhususkan burung
semprit (kecil bentuknya) dengan (penyerupaan) ini karena ia tidak
bertelur di pohon juga tidak di puncak gunung, akan tetapi ia membuat di
dataran tanah, berbeda dengan burung-burung lainya. Oleh karena itu diserupakan
dengan masjid/musholla, silahkan melihat kehidupan burung karangan Ad-Dumairy.
Ahli ilmu mengatakan, hal ini
sebutkan untuk mubalaghoh (ukuran terkecil), maksudnya meskipun masjid/musholla sampai
ukuran sekecil ini. Dan barangsiapa yang ikut serta dalam pembangunan masjid/musholla,
maka dia akan mendapatkan pahala sesuai dengan keikut sertaannya, dan dia
mendapatkan pahala lain yaitu membantu orang lain dalam kebaikan dan ketaqwaan.
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah
ditanya: “Dua orang atau tiga orang atau lebih, bekerja sama dalam membangun
masjid/musholla. Apakah masing-masing diantara mereka dicatat pahala membangun
masjid/musholla atau kurang dari (membangun
Masjid/musholla) itu?” Beliau menjawab: “Apakah anda telah membaca surat
“idza zulzilat’ Apa yang Allah
firmankan di akhir ayat?”.
Penanya: “Faman ya’mal mitsqala dzarrotin
khairan yarah” (Dan barangsiapa yang melakukan (kebaikan) sebesar dzarrah (biji
sawi), maka dia akan melihatnya). (QS. Az-Zalzalah: 7)
Syekh: “Faman ya’mal .. Al-Ayat
(Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah sekalipun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah
sekalipun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS.
Az-Zalzalah: 7-8)
Masing-masing akan mendapatkan pahala
apa yang dikerjakan. Bahkan dia mendapatkan pahala kedua dari sisi lain, yaitu
bekerja sama terhadap kebaikan. Karena jika mereka tidak bekerjasama,
masing-masing hanya dapat melakukan sedikit, maka tidak akan berdiri bangunan.
Maka kami katakan, dia mendapatkan pahala pekerjaannya dan mendapatkan pahala
membantu dan melengkapi. Contoh hal seperti itu, seseorang meng infaq kan
seratus shadaqah, dia akan mendapatkan pahalanya. Jika dia meng infaq kan
seratus untuk membangun masjid/musholla, maka infak tersebut memberikan manfaat
dari dua sisi; Pertama pahala perbuatan, yaitu pahala dari uang tersebut. Kedua,
(pahala) membantu sampai menjadi Masjid/Musholla.
Akan tetapi kalau ada menyumbangkan untuk masjid/musholla dua puluh ribu, dan
yang lain (menyumbang) dua puluh, maka kita tidak mungkin mengatakan mereka
sama (pahalanya) dan masing-masing
sama mendapatkan pahala membangun secara sempurna. Hal ini tidak mungkin.
Wahai saudaraku! Pahala sesuai dengan amalan.
Kami katakan: “(Orang) ini
mendapatkan pahala amalan sesuai dengan apa yang di infaq kan dan mendapatkan
pahala saling membantu untuk mendirikan Masjid/Musholla. (Liqa Al-bab
Al-Maftuh, 21/230).
Para ulama yang tergabung dalam
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta ditanya: ”Kalau
seseorang menyumbangkan sejumlah uang untuk dirinya dan keluarganya untuk
membangun Masjid/Musholla bersama sekelompok orang, apakah hal itu termasuk
shodaqah jariyah bagi setiap masing-masing?
Mereka menjawab: ”Shadaqah harta atau ikut serta dalam
membangun masjid/musholla termasuk shadaqah jariyah bagi orang yang bershadaqah
atau untuk orang yang dia niatkan, jika niatnya baik dan sumber hartanya dari
penghasilan yang baik.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 6/237)
Jika saudara anda ikut serta
menyumbangkan tanah atau membangun masjid/musholla, maka semuanya mendapat
pahala dan balasan. Pertanyaan ini bercabang dengan pertanyaan lainnya, yaitu
mana yang lebih utama membangun masjid/musholla kecil atau ikut serta dalam (membangun) masjid/musholla besar?
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah
mempunyai fatwa seputar ini, kami sertakan disini untuk mendapatkan faedah.
Beliau rahimahullah ditanya: ”Kalau sekiranya sebagian orang berkeinginan
untuk membangun masjid dengan sejumlah uang. Manakah yang lebih utama, apakah
ikut serta bersama orang lain dalam membangun masjid besar, sehingga nantinya
tidak perlu lagi direnovasi atau diperluas apabila penduduknya semakin
bertambah. Atau membangun Masjid kecil tanpa mengikut sertakan seorangpun
juga?
Beliau menjawab:
“Yang
terbaik adalah yang pertama, karena jika bangunannya kecil, terkadang di
sekitarnya penduduk yang asalnya sedikit, kemudian bertambah, akhirnya
bangunannya diruntuh dan dibangun kedua kali. Akan tetapi jika penduduk di
sekitar masjid kecil lebih mendesak kebutuhannya dibandingkan dengan penduduk
di sekitar masjid besar, maka mereka lebih utama dipenuhi kebutuhannya. Akan
tetapi kalau kondisinya sama, keikut sertaan dalam membangun Masjid besar
lebih utama, karena (hal itu) lebih terjamin.
Maka,
masalah perlu dirinci, apabila penduduk di sekitar masjid kecil sangat
membutuhkan Masjid itu dihancurkan, lalu dibangun lagi, maka hal itu lebih
utama dibandingkan berpartisipasi membangun masjid besar. Akan tetapi, jika
mereka tidak terlalu membutuhkan atau kebutuhannya sama-sama mendesak, maka
partisipasi dalam membangun masjid besar lebih utama.” (Al-Liqa As-Syahri,
24/18)
Sebagian ulama berpendapat bahwa
hadits ‘Mafhasu qutha’ dipahami secara zahir (tekstual). Maka maksudnya adalah kalau ada sekelompok orang ikut
serta dalam membangun Masjid/musholla, dan masing-masing mereka ambil bagian (sebesar) sarang burung semprit. Maka
Allah SWT akan bangunkan
rumah baginya di surga. Dan keutamaan Allah Ta’ala itu luas.
Silahkan lihat kitab ‘Fathul Bari’
penjelasan hadits no. 450.
Sabda Rasullulah SAW:
Man Bana
Masjidan Fid Dunya Banallahu Lahu Baitan Fil Jannah
"Barang siapa yang membangun Masjid di dunia, maka Allah akan
membangunkan istana di syurga untuknya".
Hadist ini merupakan sebagai motivasi
umat Islam dalam membangun sarana ibadah dimanapun berada, membangun fisik membangun
mental akhlak, demi untuk kokohnya Iman & Taqwa kita kepada Allah SWT.
Wallallahu a’lam bishawab.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Catatan: sekiranya belum tepat dalam penulisan diatas, mohon untuk koreksi dan ditambahkan.
https://grahaprimartduabelas.blogspot.com/2014/05/proposal.html
http://tulisanpenting12.blogspot.com/2022/06/pertemuan-anggota-papurgra-2022.html
https://bangunjiwamu12.blogspot.com/